Syahruddin Wartawan Penyebar Berita Proklamasi, Ternyata Dari Pasaman

PASAMAN, Globalberita.id-Peran serta perjuangan pers Indonesia dalam meraih kemerdekaan tentu tidak dapat dipungkiri.

Hal ini disampaikan kepala divisi keanggotaan KWRI Kabupaten Pasaman, disekretariat KWRI Pasaman dalam rangka bincang bincang perihal hari Pers Nasional Indonesia yang akan diadakan di Medan pada 9 Februari 2023 nanti,(45/2/2023).

“Pemuda pemudi Indonesia yang berprofesi sebagai wartawan dimasa Penjajahan, juga turut serta berjuang dalam upaya merebut kemerdekaan, meski cara bertempurnya berbeda dengan tentara kita yang saat itu berperang dengan senjata api, tombak, bamburuncing dan lain sebagai nya, Ucap Ketua divisi keanggotaan KWRI Pasaman tersebut.

“Pers berjuang dengan pena dan pikiran yang setiap muatan tulisan nya menjadi pembangkit semangat kemerdekaan bagi pemuda pemuda yang saat itu berperang dengan senapan.

“Selain itu, strategi politik kaum Intelektual seperti Bung Karno dan Hatta dapat disebarluaskan berkat ada nya insan pers Indonesia yang berani menantang penjajah saat itu.

Seperti yang dilakukan Sjahruddin misal nya, meski sosok pejuang yang satu ini tidak seterkenal para pahlawan bangsa seperti Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Sjahrir, dan Pejuang lain nya, yang sosok nya begitu familiyar.

BACA JUGA :  Bupati Dukung Nurmasyah Danramil 05 Kecamatan Rao Untuk Menjadikan Koramil 05 Sebagai Koramil Percontohan

Namun dia adalah salah satu putra terbaik asal Kabupaten Pasaman yang ikut serta dalam perjuangan menyebarkan informasi Kemerdekaan Indonesia kepada Dunia Internasional tahun 1945. ungkap Ref mengisahkan.

Dikutip dari wikipedia. Sjahruddin lahir di Sumatera selatan pada 17 September 1919, merupakan Putra Yassin, (Datuak Indo Marajo) yang merupakan guru kepala Sekolah Gouvernement di zaman Belanda, yang berasal dari canggang Nagari Air Manggis, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten pasaman, Sumatera Barat.

Sesaat setelah Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, sebagai seorang Wartawan yang pernah bekerja dikantor Berita Domei milik Jepang, Sjahruddin diberi mandat oleh Adam Malik, yang saat itu merupakan salah satu pelopor berita kemerdekaan Republik Indonesia
Sebagai seorang wartawan dan telegrafis yang pernah bekerja di Kantor Berita Domei milik Jepang.

Sjahruddin diberi amanat oleh Adam Malik untuk segera menuju ke kantor pemancar radio milik Jepang tersebut.

Berkat keberanian Syahruddin, akhirnya dunia mengetahui Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan pada pukul 10.00 WIB.

BACA JUGA :  Bupati Pasaman Hadiri Undangan Peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW Di Masjid Raya Nagari Alahan Mati

Dikutip dari Berita Pikiran Rakyat, Ketika Soekarno–Hatta menyelesaikan pembacaan teks proklamasi pada jam 10 pagi. Tugas pertama yang harus dilakukan adalah menyebarkan berita kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia melalui siaran radio.

Pihak Jepang yang sudah mengetahui kekalahannya pada perang Pasifik menjaga ketat seluruh pemancar radionya yang bernama Hoso Kyoku.

Syahruddin kemudian menerima amanat perintah dari Adam Malik (salah satu pelopor berita Antara dan mantan wakil presiden Indonesia ke 3) untuk segera menuju ke kantor pemancar radio milik Jepang tersebut.

Dengan keberanian dan ketekadan hatinya walau harus nyawa menjadi taruhannya. Syahruddin menuju kantor radio yang dijaga super ketat oleh Jepang.

Syahruddin masuk ke Hoso Kyuku secara sembunyi-sembunyi.

Caranya, dengan memanjat tembok ketika para tentara jepang sedang istirahat pada tanggal 17 Agustus 1945
tersebut.

Meski harus bertaruh nyawa, namun tekadnya untuk segera menyebarkan kabar penting itu tidak menyurutkan niatnya.

Sesampainya di Hoso Kyuku, secarik lampiran surat dari jalan Pengangsaan Timur 56 yang bertuliskan “Harap Berita Terlampir Disiarkan” itu segera diserahkan kepada sesama pemuda Indonesia yang bekerja di Hoso Kyuku.

BACA JUGA :  Sabar AS Serahkan Secara Simbolis Bantuan Rehab Rumah Pasca Bencana Gempa Malampah

Secarik surat bertuliskan “Harap Berita Terlampir Disiarkan” yang berisi teks proklamasi kemerdekaan yang dibacakan Bung Karno itu harus menunggu beberapa jam sebelum disiarkan ke seluruh dunia.

Menunggu celah dan kelengahan tentara Jepang yang berjaga.

Tepat ketika pukul 19.00 WIB selepas rakyat Indonesia sehabis menjalankan ibadah berbuka puasa, akhirnya teks proklamasi atas nama bangsa Indonesia bisa tersiar.

Tersiar lewat saluran pemancar radio luar negeri yang tidak dijaga oleh tentara Jepang.

Selama kurang lebih 20 menit, teks proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 mengudara ke seluruh tanah air dan dunia.

Rf

Media Patner :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

 

Rejang Lebong